Stasiun Penelitian Suaq Belimbing: Pusat Penelitian Keanekaragaman Hayati Di Rawa Taman Nasional Gunung Leuser
Salah satu kawasan penting di TNGL adalah Stasiun Penelitian Suaq Belimbing. Stasiun ini, yang mulai beroperasi sejak 1993, terletak di Desa Pasei Lembang, Kecamatan Kluet Selatan, Kabupaten Aceh Selatan.
Visi dan Misi
Visi pengelolaan Stasiun Penelitian Suaq Belimbing adalah menjadi "Pusat Penelitian Keanekaragaman Hayati Berkelas Dunia". Untuk mencapai visi ini, stasiun penelitian memiliki beberapa misi, antara lain:
- Membangun jejaring penelitian nasional dan internasional
- Mengelola pengetahuan dan sistem informasi penelitian kehati
- Menghasilkan dan mendeskripsikan ilmu pengetahuan tentang kehati
Sejarah Pembentukan
Penelitian di Suaq Belimbing dimulai pada tahun 1993 oleh Carrel van Schaik, seorang peneliti primata dari Universitas Zurich, Swiss. Beliau meneliti penggunaan alat oleh orangutan Sumatera di kawasan ini. Pada tahun 2011, Stasiun Penelitian Suaq Belimbing resmi ditetapkan oleh Kepala Balai Besar TNGL. Luas kawasan penelitian saat itu adalah 1.160 hektar.
Kondisi Fisik
Stasiun Penelitian Suaq Belimbing terletak di kawasan hutan rawa air tawar dan hutan rawa gambut. Topografinya relatif datar di bagian selatan dan bergelombang di bagian utara.
Keanekaragaman Hayati
Kawasan ini merupakan habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna, termasuk orangutan Sumatera dan harimau Sumatera. Kepadatan populasi orangutan di Suaq Belimbing tergolong tinggi.
Sosial Ekonomi
Masyarakat sekitar Stasiun Penelitian Suaq Belimbing, terutama di Desa Pasie Lembang, terlibat dalam kegiatan penelitian sebagai pendamping peneliti, porter, dan penyedia bahan makanan.
Permasalahan dan Tantangan
Stasiun Penelitian Suaq Belimbing menghadapi berbagai permasalahan, antara lain:
- Permasalahan Alamiah: Cuaca ekstrem, serangan satwa liar, dan kerusakan infrastruktur.
- Sanitasi dan Limbah Domestik: Kurangnya fasilitas sanitasi dan pengelolaan limbah yang baik.
- Keberlanjutan: Keterbatasan pendanaan, ketergantungan pada energi fosil, dan kapasitas tampung yang terbatas.
- Sosial Ekonomi: Konflik kepentingan antara masyarakat sekitar dan pengelola stasiun penelitian.
Rencana Pengembangan
Untuk mengatasi permasalahan dan mencapai visinya, Stasiun Penelitian Suaq Belimbing perlu melakukan beberapa pengembangan, seperti:
- Pembangunan infrastruktur penelitian yang memadai
- Peningkatan kapasitas sumber daya manusia
- Penguatan kerjasama dengan berbagai pihak
- Peningkatan kesadaran masyarakat sekitar tentang pentingnya konservasi
Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan Stasiun Penelitian Suaq Belimbing dapat menjadi pusat penelitian keanekaragaman hayati yang berkelas dunia dan berkontribusi dalam pelestarian alam di Taman Nasional Gunung Leuser.
